iranirmala16
Haii selamat datang di blog sayaa, disini saya akan membagikan sedikit cerpen buatan saya yang mungkin bermanfaat!!
SELAMAT MEMBACA!!
LEBIH BAIK MEMINTA DARIPADA MENCURI
Pagi yang cerah, matahari mulai menampakkan dirinya. Ocehan burung muali terdengar nyaring dengan indahnya. Pagi ini seperti biasa, aku harus pergi ke sekolah yang terletak tidak cukup jauh dari rumahku. Untuk pergi ke sekolah biasanya aku naik sepeda atau berjalan kaki bersama teman-temanku.
Setelah pulang sekolah aku pergi ke belakang rumahku untuk memberi makan ikan. Kebetulan ayahku mempunyai kolam kecil-kecilan, disana terdapat ikan nila yang beragam. Berhubung ayahku pergi merantau ke luar kota, jadi akulah yang bertanggung jawab untuk merawat ikan-ikan tersebut. Setiap hari kuberi makan dengan memanfaatkan alam sekitar. Mulai dari daun kangkung hingga daun pepaya.
Keesokan harinya setelah aku baru pulang sekolah, aku mendengar suara keributan dari belakang rumahku. Dengan segera aku menuju belakang rumahku, betapa terkejutnya aku melihat segerombolan warga dan juga ibuku yang sudah berada disini sedari tadi.
Aku menghampiri ibuku dan bertanya "Ada apa ini bu? Kok rame-rame?"
"Ini nih ada orang yang nyuri ikan nila kamu. Mana banyak banget lagi yang dibawa, untung ada warga yang sempet mergoki waktu dia nyuri." Balas ibu dengan suara gerget dan penuh penekanan sambil menunjuk ke arah si pelaku.
"Loh pak Rahmat?" Tanyaku bingung sambil menatap pak Rahmat yang sedang menutupi wajahnya karena merasa malu.
"Kamu kenal orang ini nak?" Tanya ibuku yang masih tampak bingung.
"Iya bu, pak Rahmat ini adalah orang kampung sebelah, dia sebenernya orang nya baik kok. Dulu pernah waktu itu aku jatuh dari sepeda di tolong sama pak Rahmat." Jawabku.
"Maafkan saya buk, pak, nak. Saya kayak gini demi anak saya. Dia pengen banget makan ikan, tapi saya gak punya uang sama sekali untuk membeli. Jadi saya terpaksa nyuri dan tolong lepaskan saya demi anak saya." Jawab pak Rahmat dengan nada menyesal.
"Halah alesan, DASAR SAMPAH MASYARAKAT!!" Sela salah satu warga yang menurutnya itu hanya alasan pak Rahmat untuk membebaskan diri.
"Tolong lepaskan saya, saya janji tidak akan berbuat seperti ini lagi. Tolong pak, buk, nak. Kalau saya dibawa, terus bagaimana dengan anak saya? Dia sudah tidak punya siapa-siapa selain saya." Ucap pak Rahmat.
Ya, pak Rahmat adalah seorang duda yang ditinggal mati oleh istrinya. Ia mempunyai 2 orang anak yang ia besarkan sendiri. Hidupnya sebatang kara. Beliau setiap hari hanya pencari rongsokan untuk menafkahi anak nya.
Melihat kondisi pak Rahmat yang aku mulai tidak tega. Sebenarnya aku juga tidak setuju dengan sikap pak Rahmat yang seenaknya mencuri barang yang bukan hak dia. Tapi bagaimanapun dia juga sangat membutuhkan ikan ini.
"Baiklah pak saya akan memaafkan bapak. Dengan satu syarat yaitu, bila bapak membutuhkan atau menginginkan sesuatu usahakan bapak meminta izin kepada pemiliknya apabila bapak ingin mengambilnya, bukan malah mencuri seperti ini." Ucapku yang diangguki oleh pak Rahmat.
"Iya, maafkan saya nak. Saya tidak akan mengulanginya lagi. Saya tahu saya salah, sekali lagi saya minta maaf dan tolong bebaskan saya." Ucap pak Rahmat dengan wajah memohon. Dan aku yang melihatnya pun mulai tersenyum.
"Berhubung pak Rahmat sudah minta maaf dan mengakui kesalahan bapak, bapak boleh kok ambil ikan yang udah bapak bawa tadi. Saya ikhlas, asalkan ikan tersebut benar-benar untuk anak bapak." Ucapku yang mulai kasihan dan diangguki oleh pak Rahmat.
"Oiya bapak-bapak yang lainnya tolong lepaskan pak Rahmat, biarkan ini menjadi pelajaran untuk dia." Ucapku yang mulai diangguki oleh semua warga.
" Yaudah kalau itu memang keputusan adek. Saya pamit pulang dulu ya, dan untuk pak Rahmat lain kali jangan diulangi lagi. Untung orang yang bapak curi mau memaafkan bapak. Kalau nggak udah pasti tadi kita bawa ke pak RT." Ucap salah satu warga yang memang sedikit kesal dengan pak Rahmat. Ia pun mulai pergi dan diikuti oleh semua warga yang lainnya.
Pak Rahmat yang tadinya menunduk pun mulai melangkahkan kakinya menuju ke arahku sambil berkata "Terimakasih ya nak, saya menyesal telah melakukan perbuatan ini semua." Ucapnya sambil menjabat tanganku.
"Tidak apa-apa pak, lain kali jangan diulangi lagi. Oiya sekarang bapak boleh pulang kok dan jangan lupa ikannya dibawa. Anggap saja ini hadiah pemberian dari saya dan ibu saya untuk anak bapak dan juga ucapan terimakasih saya karena waktu itu bapak sudah menolong saya." Ucapku sambil melempar senyum dan menerima jabatan tangan pak Rahmat.
Pak Rahmat pun hanya manggut-manggut saja dan melepas jabatan tanganku serta bergantian menjabat tangan ibuku. Setelah itu ia pulang dengan perasaan malu tapi di satu sisi dia juga merasa senang.
Ibu yang sedari tadi hanya diam memperhatikanku menyelesaikan masalah pun berkata "Wahh bijak banget anak satu ini, ibu bangga pada kamu nak." Ucapnya sambil memelukku dan mengelus puncak kepalaku.
"Iya dong, anaknya ibu dan ayah gitu loh." Ucapku dengan berbangga diri dan diangguki oleh ibu sambil tertawa. Dan setelah itu kita berdua kembali memasuki rumah.
Jadi, pesan moral yang bisa kita petik dari cerita ini adalah 'mau sedikitpun barang yang kita ambil tetapi apabila bukan hak kita itu tidak boleh. Karena lebih baik meminta daripada mencuri. Dengan cara meminta itu malah membuat barang yang kita peroleh menjadi halal dan berkah. Daripada mencuri, itu hanya membuat kita sengsara dan juga mendapat dosa dari Tuhan Yang Maha Esa.'
SELESAI
Thanks yang udah baca!!
Komentar
Posting Komentar